Gula Rafinasi Marak di Pasaran, Petani Tekor
Gara-gara Pengawasan Lemah dan Sanksinya Tidak Tegas
MINGGU, 11 MARET 2012 , 08:12:00 WIB
ilustrasi, Gula
Berdasarkan pantauan Rakyat Merdeka, gula rafinasi mulai marak beredar di pasaran umum Jakarta, Bogor, Depok dan sekitarnya sejak satu bulan terakhir. Hal ini tidak terlepas dari melonjaknya harga gula putih akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi Rp 1.500 per liter pada April 2012.
Dengan harga eceran rata-rata Rp 9.000 per kg, merek gula rafinasi yang ditemukan di pasaran dominan bermerek Gula Kristal Rafinasi (GKR).
“Warna gulanya yang pasti lebih putih, berbentuk butiran kristal dan harganya lebih murah. Meski mungkin rasanya tidak terlalu manis, tapi gula tersebut aman dikonsumsi,” ungkap Rizal, pedagang sembako di Pasar Cibinong.
Rizal mengaku mengetahui tentang gula rafinasi hanya boleh digunakan sebagai bahan baku untuk proses industri dan dilarang diperdagangkan. Tapi, mahalnya gula putih dalam negeri dan kurangnya pasokan mengakibatkan beredarnya gula rafinasi di pasaran umum.
Ia membeberkan, untuk gula putih kualitas baik (GMP) harga per karungnya bisa mencapai Rp 530.000 sedangkan untuk jenis gula rafinasi hanya Rp 450.000.
“Lagian ini kan biasa tiap tahunnya. Pemerintah juga tahu itu kok. Apalagi jelang kenaikan harga BBM, gula putihnya langka. Yang ada gula rafinasi, ya itu yang dijual,” kilahnya.
Hal yang sama dikatakan pedagang sembako di Pasar Anyar, Bogor, Ratini. Menurutnya, saat ini rata-rata kenaikan harga jual gula putih biasa sekitar Rp 1.000 per kg. Saat ini, harga jual eceran gula putih jenis GMP sekitar Rp 11.000-11.500 per kg, sedangkan harga jual gula rafinasi berkisar Rp 9.000-10.000 per kg.
Dia menyebutkan, satu pekan terakhir harga gula memang mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Tidak tanggung-tanggung, kenaikan mencapai Rp 5.000-10.000 per karung. Gula jenis GMP yang biasanya dijual dengan harga Rp 10.000 per kg, sekarang harganya bisa sampai Rp 11.500 per kg.
“Harga itu di tingkat grosir, tapi sampai di konsumen bisa Rp 500 per kilogram lebih tinggi. Makanya konsumen banyak yang milih pakai gula rafinasi, lebih murah,” tandasnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu (Apegti) Natsir Mansyur mengaku tidak heran dengan beredarnya gula rafinasi di Jakarta dan sekitarnya. Apalagi dampak psikologis rencana kenaikan harga BBM telah mendongkrak harga gula di pasaran.
Menurutnya, kenaikan harga BBM Rp 1.500 per liter akan menyebabkan harga gula melonjak pada kisaran Rp 11.500-12.000 per kg.
“Kenapa harga gula rafinansi bisa beredar? Karena harganya lebih murah dibanding harga gula pasir. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, ditambah dengan sanksinya yang tidak tegas,” kata Natsir kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Menurut hasil pemantauan yang dilakukannya, gula rafinasi banyak beredar di kawasan Indonesia timur. Namun, disayangkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak maksimal melakukan pengawasan. Apalagi, hasil audit gula rafinasi juga tidak memuaskan. Sampai saat ini, tidak diketahui berapa kebutuhan gula industri sebenarnya.
Natsir yang juga Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) itu meminta Kemendag dan Kementerian Perindustrian memberikan sanksi yang tegas terhadap penjual dan industri yang terbukti menjual gula rafinasi ke pasaran.
“Jika ini dibiarkan dampaknya akan merugikan petani gula. Mereka bisa tekor,” tegasnya.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Gunaryo mengatakan, pihaknya sudah melakukan audit kepada 8 produsen gula rafinasi. Hal ini terkait merembesnya gula rafinasi (industri) ke pasar umum atau pasar gula konsumsi. Hasil dari audit tersebut menyatakan dari 8 anggota Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) tidak semua melanggar, tetapi tidak juga bersih sama sekali.
Untuk sanksi kepada yang melanggar, Gunaryo menegaskan tidak akan ada pencabutan izin impor, namun akan diadakan pembinaan.
“Kita sendiri punya toleransi. Tidak ada semangat untuk mencabut. Bila masih di dalam koridor akan ditoleransi. Saya kira mereka butuh bahan baku dan saya mengusulkan untuk memberi pembinaan, bagaimana dia mendapatkan suplai,” tandas Gunaryo. [Harian Rakyat Merdeka]
![]() |
Semarak Hari Kartini Bersama Alfamart Menga..
JUM'AT, 20 APRIL 2018
Menhub Resmikan Trainset LRT Palembang
JUM'AT, 20 APRIL 2018
CSR BUMN Akomodir Semangat Keberagaman
JUM'AT, 20 APRIL 2018
Perbankan Syariah Ngarep Biayai Proyek Infr..
JUM'AT, 20 APRIL 2018
Tommy Winata Dukung Jokowi Benahi Sektor Ke..
JUM'AT, 20 APRIL 2018
Industri Mamin Tolak Usulan Bea Masuk Anti ..
JUM'AT, 20 APRIL 2018